Sabtu, 30 Oktober 2010

Ada sajadah panjang terbentang...


Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya

by: Bimbo


Hidup ini kan hanya menunggu mati.... lalu untuk apa kita terobsesi mengejar sesuatu yang fana
sesungguhnya segala yang tampak berkilauan ini hanyalah ilusi
Dia lah Yang Maha Abadi

Senin, 18 Oktober 2010

Jeda

Ketika nafsu menjadi sekeras batu
Kau biarkan aku melawan
diriku sendiri

Bukankah Perang Bharatayudha telah usai?

Kudamba kemenangan Pandawa dalam jiwa
namun dentang jam berkata lain

pergilah tidur sejenak
Ada mimpi suci yang
menunggu untuk
dikunjungi

Perang akan terus berlanjut
Selama kereta kuda masih
tersembunyi di balik senja

Jumat, 15 Oktober 2010

waktu.... berhentilah sejenak. ada selamat ulang tahun yang ingin terucap

Tidak ada yang istimewa di hari ulang tahunku kali ini
Tidak ada kue tart, tidak ada lilin, atau pun kado
Bahkan aku sendiri hampir lupa kalau hari ini, tanggal limabelas oktober, tepat dua puluh empat tahun yang lalu aku dilahirkan bersama terbitnya sang mentari di sebuah desa yang sunyi.

Tepat.. sampai hari ini, aku tetaplah seorang gadis yang terus mengejar mimpi. Dengan dopamin dan serotonin di otaknya yang tidak bisa berfungsi dengan baik.
Tepat... sampai detik ini, aku harus minum obat sehari dua kali dengan dosis zofredal 2 mg dan trihexipenidhil.
Tepat... sampai tulisan ini dibuat. aku masih belum tahu sampai kapan aku harus menjalani semua ini.

Jika waktu bergerak maju... mestinya ada yang bisa mengembalikan nya ke masa yang lalu. Hingga aku bisa memperbaiki semua kesalahanku. Jika aku bisa mengubah hidupku saat ini, tentu akan lebih indah bukan?

Tapi "Waktu" tidak mengijinkan dirinya untuk kembali ke masa lampau. Pun tak ingin memperlihatkan bagaimana masa depan ku nanti. Waktu hanya meminta hari ini, jam ini, dan detik ini. Waktu ingin menemaniku sekarang. tidak kemarin, lusa, atau besok pagi.

Harapan laksana seekor burung yang bercicit merdu, hinggap di sebatang pohon. Lalu terbang begitu saja. Tanpa kau sempat menangkapnya. Namun meski dia pergi, suara merdunya masih terasa bukan? Jika suatu saat nanti apa yang aku harapkan akan terbang seperti angin, dan berhamburan seperti bulu burung. Setidaknya aku masih bisa bernyanyi sambil melihat langit yang lebih tinggi.

Aku pun tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Apakah aku tetap minum obat sehari dua kali. seumur hidupku. atau kah ada penemuan baru di bidang kedokteran untuk menyembuhkan semua ini. menyembuhkan luka, dan menaburkan bunga mawar di atasnya.

wahai waktu.... saat ini aku bersamamu. kumohon berhentilah sejenak. Ada selamat ulang tahun yang ingin terucap. Ada kebahagiaan yang menunggu untuk di sambut dengan senyuman. ada rasa rindu yang ingin dipeluk. Ada rasa hangat yang ingin terungkap.

wahai waktu... peganglah tanganku erat-erat. Ajaklah aku berlari bersamamu. melupakan masa lalu