Selasa, 11 November 2008

Writing School FLP, Sebuah Perjalanan Panjang?


Pada semester ini, aku mengikuti sebuah "sekolah menulis" yang diadakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Malang. FLP Malang mengadakan Writing School (nama sekolah menulis yang kuikuti) untuk memberikan fasilitas belajar pada orang-orang yang berminat dalam bidang tulis menulis. Siapa pun boleh mengikuti Writing School, tidak terbatas pada usia, status, pekerjaan, asalkan bisa mengikuti "perkuliahan" dengan baik, dan tentu saja melunasi tanggungan administrasi.

Sekolah ini tidak mahal, dan cukup terjangkau bagi semua kalangan. sebelum mengikuti perkuliahan bersama, kami diharuskan mengikuti "diklat" sebagi persyaratan untuk menjadi peserta. Kami mengikuti "diklat" di daerah Jun Rejo, Batu Malang. Di sana, kami dibekali dengan berbagai materi baik tentang penulisan fiksi, maupun kejurnalistikan. Hadir pula Bunda Shinta Yudisia, penulis novel Lafaz-Lafaz Cinta yang sekarang menjadi Ketua FLP Jawa Timur. Selain itu, kami juga mengikuti outbond yang diadakan oleh panitia. Outbond nya cukup seru. Apalagi, regu ku keluar sebagai juaranya.

Sekolah menulis ini merupakan hal yang baru bagiku. Selama ini, aku lebih banyak berinteraksi dengan teman-teman yang seumuran denganku. Namun di sekolah ini lah, aku bisa satu kelas dengan adik-adik yang masih duduk di bangku smp, sma, bahkan dengan dosen dan ibu-ibu rumah tangga. Betapa hal ini sangat menarik, karena selama ini aku merasakan adanya "gap" antara generasi tua dan generasi muda. Di sini lah kami bisa belajar bersama sebagai serorang murid, saling berbagi pengetahuan tanpa membedakan usia, status, dan pekerjaan.

Menurutku, sekolah menulis ini adalah salah satu usaha yang positif dari FLP untuk melahirkan calon-calon penulis baru. Aku sendiri, sangat berminat dengan kegiatan ini karena tujuanku kuliah di sini adalah untuk belajar sastra dan teori kepenulisan. Dari kecil, aku mempunyai keinginan menjadi seorang penulis. Aku suka menulis cerpen, puisi, atau tulisan-tulisan ringan yang kukupas dari kehidupan sehari-hari.

Sekolah menulis ini adalah sebuah batu loncatan untuk mencapai cita-citaku. Sebuah perjalanan harus aku lalui. akankah ini menjadi sebuah perjalanan panjang yang penuh liku-liku atau kah
"jalan tol" bebas hambatan yang membantuku untuk cepat mencapai tujuan. Akankah nantinya aku menjadi penulis terkenal, atau hanya menjadi peserta yang setelah lulus tidak menghasilkan apa-apa.

Inilah yang aku takutkan. Mendengar cerita seorang teman, yang dulunya anggota FLP, tapi sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada tahun 2004 dia mengikuti kegiatan-kegiatan dari FLP. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Bahkan dia sudah tidak aktif di dunia tulis menulis lagi.

Aku tidak pernah tahu seperti apa nasibku di masa yang akan datang. Aku hanya bisa berusaha. Aku berharap, setelah mengikuti perkuliahan ini, benar-benar ada "follow-up" dari pihak penyelenggara. Jadi, kami bisa lebih terfasilitasi dalam mengembangkan bakat di dunia kepenulisan.

Untuk diriku sendiri, aku juga akan berusaha untuk konsisten menjalani sekolah ini. Hingga akhirnya melalui proses ini, aku bisa mencapai apa yang aku cita-citakan selama ini.

1 komentar:

... mengatakan...

alaikum salam warahmatullah.

thank you for visited my blog and the appreciatoin, Strawberry.
I believe u will be a great author some day. At least for 2 reasons, 1st, u are a good moslemah, 2nd., u are an objective person.

last, i believe u are not a sick person, specially a person with mental disorder. because u write sistematically and reasonable. but u know, some time people have not fair to evaluate the others.

so, just ignore it as long as we doing the right thing--based on Islam values!

take care.
B.