Jumat, 23 Januari 2009

Diklat Teater Lingkar (Part I)

saat pertama kali aku tiba di tempat itu, kuhirup udara segar dan kunikmati hijau dedaunan. seakan mengobati rindu yang kupendam selama ini. rindu pada alam, mata air dan pepohonan.

Diklat lapang yang diadakan oleh Teater Lingkar kali ini berada di sebuah tempat yang sejak dulu ingin kukunjungi. Cubanrondo. sedikit mengherankan bahwa faktanya aku tidak pernah kesana, meskipun tempat kuliahku tidak begitu jauh dari sana.

" Mengapa kamu tertarik ikut Teater Lingkar?" Begitulah pertanyaan yang ditujukan oleh salah seorang senior kepadaku, disuatu malam yang dingin di sebuah jalan setapak yang minim penerangan. saat itu aku sedang di "interview" oleh para "petingggi" di Teater Lingkar.
aku berpikir sejenak. kukatakan semua ini bukan soal menarik atau tidak, tapi adalah suatu keinginan yang terpendam sejak lama. bahkan sejak aku pertama kali membaca buku-buku sastra dan mengenal dunia puisi. kira-kira lima belas tahun yang lalu.

aku tahu, mereka mungkin meragukan aku. seorang "jilbaber " yang bergabung di sebuah komunitas yang sangat berbeda dengan aktivitasku sebelumnya di LDK ( Lembaga Dakwah Kampus).
" Pada Dasarnya saya suka berada di sebuah komunitas yang heterogen. meskipun saya tahu, nantinya akan terjadi perbedaan dan konflik, karena memang semua orang tidak sama."

aku menyadari sepenuhnya bahwa keputusanku untuk bergabung di dunia teater ini syarat resiko dan mungkin saja "prasangka buruk" dari pihak-pihak yang belum memahami siapa diriku yang sebenarnya.
tapi, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku menyukai dunia seni peran sejak kecil. aku ingat, sejak taman kanak-kanak, permainan yang paling aku sukai adalah bermain drama bersama teman-teman. diam-diam aku membayangkan diriku menjadi sutradara dan menuliskan beberapa artis yang akan memainkan "film" yang aku buat.

'Teater adalah sebuah harmoni, dimana segala perbedaan disatukan. seperti pelangi yang berwarna-warni membentuk sebuah keindahan." begitu kira-kira yang pernah dikatakan salah seorang "guru teater" yang sangat aku hormati.'

Karena itulah aku ingin menyapukan kuasku dan memberinya warna. Aku ingin menjadi bagian dari harmoni itu, dengan warnaku yang berbeda.

1 komentar:

ieroel mengatakan...

Diklatsar Teater Lingkar sudah selesai digelar? Wow, keren tuh!

Btw, siapa "guru teater" nt? Saya juga mo berguru ke boleh gak?